SUKABUMI, – Widya Erti Indonesia (WEI) memperkenalkan diri sebagai lembaga independen yang berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup petani dan masyarakat pedesaan di Indonesia. Dalam upaya tersebut, WEI menggelar berbagai proyek di berbagai wilayah di Indonesia. (16/11/2023).
Saat ini, WEI tengah mengimplementasikan beragam proyek yang berfokus pada pertanian berkelanjutan. Beberapa di antaranya adalah Project RSPO dengan PT. Unilever Indonesia di Kabupaten Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir-Riau, Project RSPO dengan PT. Good Hope di Kabupaten Ketapang-Kalimantan Barat, Project Sertifikasi Kopi dengan GIZ dan PT. Indocafco di Bandung-Jawa Barat, serta Project NES dengan Pemda Tana Toraja-Sulawesi Selatan.
WEI juga akan meluncurkan Program Pelatihan Praktik Budidaya Kelapa yang Baik melalui pendekatan Sekolah Lapang untuk para petani dan penyadap nira di beberapa Kecamatan di Sukabumi. Sekolah lapang ini akan berlangsung selama 1 tahun ke depan, membahas beragam materi mulai dari Good Agriculture Practices (GAP), pasca panen, hingga manajemen usaha tani.
Dalam upaya untuk mengawali kegiatan ini, WEI mengundang para stakeholder, termasuk Bapak/Ibu, untuk hadir dalam acara pembukaan Sekolah Lapang Kelapa yang Baik di Kabupaten Sukabumi pada Hari Kamis, 16 November 2023 yang bertempat di Balai Desa Talaga Murni Kecamatan Cibitung Sukabumi dengan narahubung Soni Kusnito dan juga Atho Illah, yang dimulai sekitar pukul 09:45 Wib dan dibuka langsung dari perwakilan WEI Atho Illah.
Tampak hadir dalam kegiatan tersebut, Asda II Bidang Ekonomi Kabupaten Sukabumi Dedi Cardiman yang mewakili Bupati Sukabumi, Muspika Kecamatan Cibitung, para petani Kelapa dari beberapa wilayah Kecamatan yang ada di dapil 6, Kepala Desa Talagamurni, Jajaran WEI selaku inisiasi kegiatan tersebut serta tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Asda II Kabupaten Sukabumi mengatakan kegiatan ini sangat relevan dan tepat, karena sesuai dengan visi misi Kabupaten Sukabumi.
“Karena jelas, wilayah ini masuk dalam zona Geopark Ciletuh Palabuhanratu yang artinya, “mensejahterakan masyarakat memuliakan bumi” itu artinya Geopark,”ungkap Dedi.
Selan itu, Dedi juga menghimbau pada para petani Kelapa yang memproduksi gula kelapa, jangan sampai produksi gulanya tersebut dicampur atau dengan cara-cara yang tidak baik, ini jangan sampai dilakukan. Dan dirinya pun mengapresiasi atas kegiatan tersebut yang diinisiasi oleh WEI (Widya Erti Indonesia)
Kemudia WEI berharap, kehadiran Bapak/Ibu para petani Kelapa dikegiatan sosialisasi itu, akan memberikan motivasi dan dukungan kepada para petani Kelapa lainnya yang ada di Kabupaten Sukabumi.
“Dukungan ini diharapkan dapat mendorong semangat para petani dalam meningkatkan kemampuan dan perekonomian keluarga mereka,”ungkap Atho Illah Projek Kordinator WEI.
Selain itu Atho Illah juga menjelaskan, “Kita akan mengintervensi dari hulunya, menetapkan bagaimana awal dan nanti paska panen Kelapa yang baik dan benar. Kita akan benahi para petani Kelapa bagaimana teknik kedepannya, pemupukan hingga membasmi hama dan lainnya termasuk panen dan paska panen, “imbuhnya
Masih kata Atho, “Dan kita akan bergerak di masyarakat-masyarakat marginal. Dan kita sudah terapkan dokter Kelapa di Desa Citanglar Surade dan Desa lainnya, sehingga petani akan komitmen dengan teknik yang baik yang akan meningkatkan pendapatan masyarakat petani Kelapa kedepannya,”tandasnya.
Atho Illah pun menjelaskan, dalam hal ini WEI hanya mentransfer Knowledge saja kepada para petani Kelapa, jadi perlu adanya kolaborasi dengan stakeholder terkait dalam hal ini Dinas Pertanian, WEI akan mendorong nantinya dalam hal lainnya,”katanya.
Disesi terakhir dilaksanakan silang pendapat antara para petani Kelapa dengan WEI, yang sebelumnya telah dilaksanakan penyerahan sertifikat kepada 10 dokter Kelapa yang secara simbolis diberikan oleh Asda II Kabupaten Sukabumi.