SUKABUMI, – Kembali pemerhati lingkungan hidup Palabuhanratu Yan Sebastian atau yang biasa akrab di panggil Opung Bunga Ayu ini, menyoroti dan mengungkapkan rasa kecewanya, perihal mangkraknya proyek PLPR (red _ pelabuhan laut pengumpan regional) yang berlokasi di Karang Pamulang Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, yang telah menelan biaya ratusan miliaran rupiah, Rabu 28 Juni 2023.
Saat dikonfirmasi perihal mangkraknya proyek PLPR tersebut, Opung menceritakan kepada Awak Media onenewsoke.com
“Dulu dilokasi ini begitu indah, sekarang hancur seperti yang bisa kita liat saat ini. Kalau saja Geopark Ciletuh Palabuhanratu diperhatikan oleh semua pemangku kebijakan, mungkin akan seperti danau Toba Samosir, ini akan berdampak pada kemajuan daerah,”ungkap Opung sembari menunjukkan Poto danau Toba tersebut pada Awak Media.
Opung melanjutkan pembicaraannya, “Tidak hanya memikirkan keuntungan sesaat untuk kepentingan pribadi. Contoh proyek PLPR yang berada di Pantai Karang Pamulang Palabuhanratu saat ini, terkesan memaksakan lokasi tanpa feasibility study yang benar sehingga gagal alias Mangkrak. Dana yang disalurkan dari pusat sebaiknya dipakai untuk kemajuan daerahnya, bukan dipakai merusak lingkungan yang menjadi Ikon kebanggaan daerahnya,”sesalnya.
“Selama 8 tahun proyek ini mangkrak, dengan anggaran sebesar Rp.296 Milyar hancurlah Ikon Palabuhanratu. Dulu bule, Korea, China sering datang kesini, ditambah lagi oleh Perda Mihol 0% (red_ minuman alkohol 0%). Sebenarnya pembangunan PLPR adalah proyek yang sangat bagus untuk menarik wisata luar atau dalam negeri, kalau dibangun di tempat yang benar sesuai dengan studi kelayakannya yang benar juga,”imbuhnya
Opung juga menegaskan, tidak kesannya dipaksakan lokasi pembangunan itu, yang menguntungkan sesaat bagi sebagian orang kecil saja, sehingga tidak terjadinya kemangkrakan
“Saya kira itu menjadi penyebab pemerintah pusat tidak begitu memperhatikan pembangunan Geopark Ciletuh Palabuhanratu. Akses jalan, Bandara, pembangunan sekecil PLPR untuk ukuran pusat tidak dikelola dengan baik apalagi kalau yang ukuran besar trilyunan, pasti paciweuh bubet cari kesempatan memperkaya diri,”geramnya.
Diakhir konfirmasi dengan Opung Bunga Ayu ini, dirinya juga membeberkan dampak dari mangkraknya proyek PLPR tersebut, jadi gundukan pasir yang jumlahnya mungkin sudah jutaan M3, dan ini bisa saja dijadikan lahan bisnis galian pasir oleh oknum, tanpa mengurus izin Galian C sebelumnya dengan alasan kepenting dermaga PLPR.
“Yang dimana saat ini, untuk pengurusan galian C sangat sulit didapat. Tanpa mengkaji ulang dimana masyarakat dan usaha pariwisata akan lebih sepi karena dipastikan jalan akan cepat rusak dan macet, “pungkas Opung akhiri pembicaraannya.