Surade-Sukabumi, – Gelar budaya ruatan taunan “Sakamina Bumi” Bale Riung Mandalawangi, Desa Pasiripis, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi digelar pada Senin 7 November 2022. Acara digelar di Padepokan Mundingwangi, Kampung Sukamaja, Desa Pasiripis, Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi.
Doa bersama menjadi pembuka dimana dimulainya kegiatan tersebut. Ini merupakan salah satu bentuk rasa syukur. Selanjutnya acara dilanjutkan dengan pertunjukan seni pencak silat dari Paguron Silat Jamus Kalimasada, Desa Mekarjaya Jampangkulon, dengan menampilkan ibing Tepak Opat Cimandean.
Gelar budaya ruatan taunan Bale Riung Mandalawangi tersebut mengambil tema “Mijahkeun Rasa Rumasa Kalawan Asmana Allah Nu Ngagaduhan Sifat Welas Jeung Asih” yang dimana tiadak lain bertujuan untuk menanamkan rasa syukur atas segala karunia Illahi yang telah diterima selama ini juga mempererat rasa cinta pada alam khususnya pada bumi yang telah memberi sumber kehidupan.
Turut hadir dalam gelaran budaya tersebut Komandan Pos Angkatan Laut (Danposal) Palabuhanratu, Letda Laut (E) Ayi Jalaludin, Ketua Yayasan Sri Manggala Nusantara Muhammad Solehudin, (pupuhu Padepokan Mundingwangi), Perwakilan Satradar 062 Cibalingbing, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hidayah, Pasirgancleng Ciracap, para Budayawan, Seniman, Ormas, OKP, Paguyuban Jampang Tandang Makalangan dan para tamu undangan.
“Gelar budaya ini merupakan salah satu bentuk syukur kami khusus di Bale Riung Mandalawangi. Ini sebagai bentuk cara untuk kembali mengangkat budaya yang hari ini mulai terabaikan,terutama budaya-budaya leluhur kita,” ucap Pupuhu Padepokan Mundingwangi, Aa Solehudin, kepada awak media.
Acara tersebut selain menyoal budaya, juga turut diisi dengan diskusi kemaritiman dan wawasan kebangsaan yang dipandu oleh A Iwa Maruli, Danposal Palabuhanratu, Pegiat Budaya Pajampangan Ki Apuh dan beberapa narasumber lainnya.
“Ajang ruatan taunan pada gelar budaya ini sengaja tidak kami fokuskan pengetahuan budaya semata, tapi kita lebih ke arah diskusi dan pengetahuan kemaritiman dan wawasan kebangsaan. Ya dengan begitu masyarakat yang hadir bisa lebih banyak yang tahu,” kata Aa Solehudin menambahkan.
Sementara itu pegiat budaya sekaligus Ketua Panitia ruatan budaya taunan Ki Apuh menambahkan, kegiatan ini merupakan pemicu semangat dan upaya menumbuhkan kembali sikap menjaga, merawat warisan para leluhur yang merupakan sikap paling ampuh untuk mengobati persoalan disharmoni antara sesama manusia.
“Ya, disharmoni antara manusia dan alam. Maka hal tersebut sangat mengancam rasa dan mengancam cita – cita kehidupan subur makmur, gemah ripah loh jinawi repeh rapih kerta raharja, tentram dalam kemakmuran makmur dalam ketentraman,”singkatnya.