Uncategorized  

Peristiwa Midodareni Solo,Habib Ahmad Yazdi R Alaydrus: Itu Tamparan yang Memalukan untuk Jokowi dan Kepolisian

Onenewsoke.com-Kekerasan yang terjadi pada acara Midodareni di kediaman Almarhum  Assegaf bin Jufri, di Kampung Mertodranan, Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, solo Sabtu (8/8/20) menimbulkan kekhawatiran bagi Majelis Zikir RI 1

Kelompok intoleran yang dengan sengaja dan secara membabi buta menyerang orang- orang yang sedang menghadiri acara tersebut, hingga memakan korban

3 orang mengalami luka dan telah dilarikan ke RS Kustati yang tak jauh dari lokasi acara, selain itu kelompok yang tengah marah tersebut juga ikut membakar beberapa kendaraan roda empat dan roda dua

Kaum ulama dan habaib yang tergabung dalam Majelis Zikir RI 1,mengecam serta mengutuk kelakuan orang-orang yang melakukan tindakan anarkisme yang dibungkus dalam balutan baju agama

Hal itu dituturkan Ahmad Yazdi R Alaydrus,SH,sebagai Kepala Advokasi Majlis Dzikir RI 1
Ketika saya bertandang ke kediamannya di Cipatuguran Palabuhanratu Sukabumi Rabu 12 Agustus 2020

“Kejadian penganiayaan oleh kaum intoleran yang berbungkus agama ini jelas telah menampar secara tidak langsung wajah Jokowi dan Kepolisian RI, dimana Kota Solo adalah tempat  pijakan awal yang melambungkan nama  Bapak Presiden Republik Indonesia, Haji Joko Widodo hingga menjadi orang nomor satu di negri ini”tutur Ahmad Yazdi R Alaydrus,SH,ketika menyikapi peristiwa berdarah di Solo beberapa waktu yang lalu

“Dan menurut saya kepolisian juga telah gagal dalam mengamankan dan melindungi hajat private warga masyarakat,bahkan menurut informasi yang saya terima Kapolresta solo juga terkena pukulan oleh insiden tersebut”katanya menilai kegagalan polisi pada peristiwa itu

“Bayangkan, jika di Kota Solo saja kita bisa menyaksikan keluarga keturunan Arab (Alawiyin) yang sedang melaksanakan adat Jawa Midodareni  bisa diintervensi,diintimidasi bahkan dipersekusi apalagi di daerah lain” ungkapnya

“Paham-paham Intoleran tersebut,sangat   mudah dalam mengkafirkan,membid’ah kan orang yang berbeda dengan golongannya.
Dan ini menjadi akar permasalahan yang seakan tidak ada obatnya di negeri ini.
Tidak menutup kemungkinan kedepannya, akan ada kejadian-kejadian yang lebih mengerikan lagi,mungkin saja dengan melakukan Bom-bom bunuh diri,saat perayaan maulid nabi, dan upacara-upacara keagamaan lainya.”
Terangnya lebih jauh

“Budaya-budaya lokal yang menjadi wajah ibu pertiwi saat ini seperti ter-marjinalkan,saya tidak berlebihan dalam menyikapi serta memprediksi hal ini, indikatornya kian hari kian jelas untuk menuju ke arah sana.Paham radikalisme yang dibungkus dengan ayat-ayat jihad ini menjadi persoalan yang sangat fundamental dan harus disikapi dengan  sangat-sangat serius, MUI harus mengeluarkan Fatwanya dengan jelas. NU , Muhamadiyah, dan kalau bisa  FPI pun harus bahu membahu memerangi radikalisme berbungkus agama ini.”pinta Habaib yang berdomisili di Sukabumi tersebut

Habaib Muda itu juga mengatakan peristiwa di Solo itu adalah radikalisme berbungkus agama

“Sudah sangat jelas bahwa peristiwa Solo itu adalah radikalisme berbungkus agama,yang nantinya bisa menjadi pemicu terjadinya perpecahan dalam beragama maupun dalam bernegara, Secara gamblang saya menyebut mereka adalah,musuh bagi kemanusiaan di seluruh dunia”kata Habib Ahmad Yazdi R Alaydrus,SH melanjutkan perbincangan

“Bercermin dari banyaknya aksi teror yang telah mereka lakukan,setidaknya ini ada kaitan dengan paham Wahabi,yang di impor dari negara-negara luar sana
Mereka secara licin dan lihai mencuci otak sebagian umat Muslim lewat majlis-majlis ilmu, dan beberapa tempat-tempat pendidikan, kemudian bermetamorfosis menjadi orang-orang yang ganas terhadap manusia yang berbeda paham dengan alirannya
Dan klimaks  daripada pemahaman mereka tersebut adalah menjadikan jihad yang tanpa dasar serta konsep yang jelas,mereka gunakan sebagai jalan pintas menuju Surga.jelasnya dengan lebih detil

“Sebelumnya di daerah kita ini di Sukabumi,mereka telah berhasil mempersekusi, dan menurunkan Hadad Alwi dari panggung saat ada acara pada beberapa waktu kebelakang, karena di anggap memiliki Mazhab yang berbeda dari mereka, serta mereka juga membuat tuduhan hanya berdasarkan asumsi,yang asumsi tersebut tidak bisa mereka buktikan sendiri. Saya menyebut pelaku-pelaku persekusi tersebut terdapat gejala-gejala penyakit kejiwaan  dalam beragama
Dan penyakit tersebut  bisa menular sangat cepat, terutama di daerah-daerah yang minim literasi dimana tempat tersebut  tidak menjadikan membaca dan diskusi sebagai budaya.”paparnya secara lugas

“Bahkan yang lebih mengkhawatirkannya paham yang mereka gunakan itu  diindikasikan sudah masuk ke beberapa kelompok besar umat Islam, seperti NU,Muhamadiyah, FPI dan beberapa organisasi bahkan partai politik.” Bebernya penuh kekhawatiran

Habib Yazdi Alaydrus juga mengingatkan bahwa paham yang mereka bawa adalah adalah penyakit kemanusiaan yang mengganggu jalan pikir seseorang untuk tidak  mau menerima perbedaan, secara teologis  ajaran atau pahaman tersebut adalah tempat terbaik untuk tumbuh dan berkembangnya penyakit intoleran,yang selalu merasa benar akan ajarannya

Dia juga meminta dan mengajak seluruh elemen masyarakat Indonesia, untuk segera sadar, bahwa penyakit yang sedang menyerang bangsa ini sesungguhnya bukan hanya corona Covid -19 saja, tapi ada penyakit yang menyerang dengan lebih ganas yaitu  penyakit Takfiri, penyakit yang anti perbedaan, penyakit yang membawa penderitanya untuk selalu menganggap orang lain sesat

Dan dia juga menyebutkan ciri-ciri orang yang sudah terjangkit virus tersebut
Akan selalu mudah menyalahkan dan menyebut sesat dan kafir pada orang lain ataupun golongan yang berbeda dari paham yang dianutnya.

Seterusnya Ahmad Yazdi R Alaydrus,SH,meminta pada  aparat Pemerintah, Eksekutif dan Legislatif,untuk segera membuatkan regulasi untuk menanggulangi bencana pemikiran yang dibawa oleh kaum radikalis itu

Jangan musuhi simbol yang mereka pakai tapi lawanlah pemikirannya

“Tolong diingat bahwa ‘pemikiran hanya dapat dikalahkan oleh pemikiran lainya’ bangun diskursus antara pemerintah dengan ulama.Serta saya pinta pemerintah jangan mudah baperan,” pesan Habib Ahmad Yazdi mengingatkan

“Saya pikir perilaku yang mereka bawa ini sudah bisa disebut wabah
Yang pada akhirnya nanti dapat merusak ke-bhinekaan, Ideologi Pancasila serta Negara” sebutnya terhadap paham radikal tersebut

Habib Ahmad Yazdi juga menilai lembaga kepolisian juga telah terdapat benih atau gejala serta indikasi telah terserang virus Takfiri

“Saya mencermati ditubuh kepolisian sendiri sudah terdapat tanda atau indikasi-indikasi paham takfiri sudah mulai masuk” katanya memberi warning

Ahmad Yazdi R Alaydrus,SH,sebagai Kepala Advokasi Majlis Dzikir RI 1,meminta dan mengusulkan kepada Kapolri  untuk segera  mencopot Kapolresta Solo dari jabatannya

“Saya lihat kejadian tersebut sangat mencoreng kredibilitas Polri itu sendiri,dan saya juga menilai kepolisian telah kecolongan dalam peristiwa tersebut, saya menyebutnya itu sebagai peristiwa yang sangat memalukan. Untuk itu saya mengusulkan dan meminta pada Bapak Kapolri untuk mencopot Kapolresta Solo dari jabatannya”ujarnya terkait kinerja Kapolresta Solo yang kurang Profesional

Di akhir obrolan santai tapi serius tersebut,Habib Ahmad Yazdi R Alaydrus,SH, menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat, termasuk Ormas-Ormas Islam untuk segera bersatu melawan kaum intoleran di Bumi Pertiwi

Azhar Vilyan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *